Selamat pagi...bE...
semua serba REMPONG
Tuesday, February 16, 2016
Menahan Diri
Sunday, February 14, 2016
Kemarau Merindukan Hujan
Akhirnya, setelah sekian lama,
Bisa bertemu dan bercengkrama,
Seperti kemarau yang merindukan hujan.
14 Februari 2016
Thursday, February 11, 2016
Kupu-kupu terbang dalam hujan (1)
Kulajukan si Poetih dengan kecepatan sedang. Sengaja aku tak pasang AC di sore yang dihiasi langit biru sendu tanpa segerombolan awan pun menghiasinya.
Cendela kaca si Poetih kanan dan kiri kubuka utuh. Semilir... Yaaa semilir angin menerpa pipi kanan dan kiri. Benar-benar aku menikmati hembusan angin yang sesekali menyenggol aroma pewangi green tea dari si Poetih, semerbak dan menenangkan. Aku suka dengan aroma green tea, mulai dari pewangi ruangan, tubuh, dan buat aroma pada saat melunturkan otot2 badan yang kaku, kupastikan selalu beraroma green tea.
Suara Sebrang vocalis band letto empuk banget terdengar dikupingku yang yeah... kurang bisa mendeteksi nada dengan baik. Istilah dari kawan baikku aku menderita cacat nada. Hahaha.. semena2 dia menjulukiku dengan sembarangan.
Ditengah2 #reff, tiba2 suara dari radio si Poetih yang hampir tak pernah berpindah frekuensi terhenti digantikan dering telepon. Kutahu dari layar LCD, Wendy-ya.. Dialah sahabat baikku yg sedang mencoba mengontakku. Aku cuek saja, toh system sudah aku set dering ketiga akan otomatis terhubung.
"Hallo hallooooooo....." suara cempreng renyah terdengar dari tempat yang kutak tahu di mana keberadaannya.
"Hallooooo.... Comel woy! Areee you thereee....?!?"
"Iye, gw sedang nyetir"
"Hehehe... Cool amat lu, nanti sore jangan lupaaa yaaak"
"Sekarang udah sore..."
"Jam 6, Mel.. Jangan lupa janji blind date lu ma duren. Jangan malu2in gw yang udah susah payah bikinin janji antara die ma lu"
"Iyeeh...bawel... Bawal... Gurameh... Gw sedang oooteeeweeh!"
"Okeeee cantik, kabarin gw selepas lu ketemuan ma Rony". Klik
"Eeeh...."
Sialan si comel Wendy, gw... Ah, ya sudahlah, liat saja nanti. Toh kalo sudah jodoh, belum ketemu aja sudah bisa tuh yang namanya jatuh hati. Tapi, kalopun gak jodoh, mo pacaran bertahun-tahun yaaa.. gak akan bersatu juga dalam ikatan resmi a.k.a menikah yg tercatat oleh negara.
Pas di fly over setelah Kuningan, sebelah kiriku ada baliho yang memamerkan eh mengiklankan produk gadget terkini dengan promosinya kamera paling canggih di kelasnya. Deg! Aku... Sangat familiar sekali dengan icon gadget itu, sketsa kupu-kupu dari goresan pencil hanya menonjolkan warna hitan dari arsiran pencil. Yaa... Aku gak akan salah, aku kenal sekali.. Ingin rasanya aku manuferin si Poetih untuk memastikannya. Tapiii... Ini jalan raya yang searah. Aaah.... Ingat dengan janji dengan duda beranak dua. Degupan hati ini tak menentu, bimbang harus memutuskan apa? Belok kiri puter balik, atau lurus langsung menuju plaza indonesia? Ah... Tangan dan pedal gas ini menuntun si Poetih berjalan lurus.
Yaa sudahlah, lagipula Aku bisa memastikannya nanti pas pulang. Tak apalah... demi Wendy sobat sekaligus agen jodoh gratisku selama bertahun-tahun.
Sekilas aku menerawang 12 tahun yang lalu.. Hmmm kira-kira aku berumur 26 tahun. Kupu-kupu itu... Aku tlah jatuh hati dengan seseorang yang menorehkan sketsa kupu2 di bukuku tg Our Solar system- ini buku impor pertama yg aku punya dan dikirim langsung dari Aussy oleh tanteku yang kebetulan sedang study doctoral di Sydney. Jadi, pas buku ini ketinggalan di galeri budaya, kebetulan saat itu sedang apa pameran sketsa pencil berbicara, aku seperti orang yang kalang kabut lebaynya hingga memasang selebaran tentang hilangnya buku ini.
Hari ketiga, aku kembali ke galeri dan kebetulan pas hari terakhir pameran aku mendapatkan amplop coklat dari petugas pameran. Daaan surpriseee... Isinya adalah bukuku yang hilang. Tapi, ada yang berbeda dari bukuku itu. Di lembar paling depan, ada seseorang yang tlah menggambarkan kupu-kupu, hanya dengan drawing pen. Aku tahu ituuu... Dia menggambar menggunakan drawing pen, sederhana. Terpekik hatiku dan mengutuknya dengan gak sopan. Berani sekali orang itu mencoret2 bukuku. Tapi lama-lama aku sangat penasaran dan jatuh hati dengan si penggambar misterius. Kok bisa?- entahlah.. tapi bagiku rasa suka bisa muncul itu hal yg sangat wajar. Karena suka dikendalikan oleh otak yang memerintahkan hormon penumbuh rasa suka.
Wendy, sobatku sejak kuliah... bilang kalo aku psycopat. Hahahahahaha... Itulah dia.
Dan, kupu-kupu itu menjadi icon (mungkiiin-mirip sepintas). Okey, aku harus memastikannya hari ini juga!.
Dug!... Deuh...!
Ngelamunnya kelamaan, pantesan dari tadi sayup-sayup terdengar klakson berteriak2. Si Poetih mundur rupanya, rasanya sih sudah di handrem. Sial!. Sebagai bentuk tanggung jawabku, aku pinggirkan si Poetih di plataran holand bakery depan lapangan menteng. Mobil yang aku sudruk mundur.. Juga ikut menepi, ooops... Baru nyadar aku mobilnya keren juga (oddesey). Seharusnya mobilnya gak apa2lah... Bember si Poetih yang lecet dikit-die jadi korban.
Ooh.. Sepasang suami istri (mungkin),
"Maaf, pak... Saya tadi tdk cekatan"...
"Mbak, bu... Lain kali hati2 donk kalo nyetir. Bisa nyetir gak?!"...
Eeeit dah... Galak amat si bapak nie
"Sekali lagi maaf pak, tapi saya lihat mobil bapak tidak kenapa2, mobil saya yang sepertinya lecet"
"Saya tidak mempersoalkan mobil ini, saya ingin memperingatkan ibu, lain kali harus hati2"
"Oh.... Siap pak!"
Untunglah... Gak diminta ganti rugi gw. Hah! Fokus Mela, okeee... Plasa Indonesia juga bentar lagi sampe.
(Bersambung)...
Tentang aku
Aku jatuh cinta dengan pria manis yang mengajarkanku salam,
Cintaku tak berbalas,
Bertahun-tahun aku masih mencintainya,
Hingga pada akhirnya perasaan itu hilang,
Suatu hari aku bertemu dengannya,
Dan aku jatuh cinta lagi dengannya,
Sayang dia sudah suami orang lain,
Ah,... Andai aku berjuang lebih keras lagi,
Karena hanya laki-laki inilah yang membuat aku merasa jatuh cinta.
Aku pernah dilamar orang dengan kedudukan yang menjanjikan,
Kebutuhan finansial gak perlu dikhawatirkan,
Tapi aku menolaknya,
Lantaran attitudenya terhadapku,
Pas pertama kali bertemu, aku menambahkan daftar sikap laki2 yang kubenci.
Ya, aku membenci laki-laki,
Tapi aku bukan dari golongan yang menyintai sesama jenis.
Aku terpesona dengan pria muda,
Dia menyambut perasaanku,
Inilah pertama kali aku merasakan dicintai dan mencintai,
Tapi, karmakah ini?
Atau anugrahkah ini?
Ketika aku mengetahui kenyataan, semakin aku menyanyangi pria mudaku ini,
Aku percaya Tuhan menitipkannya kepadaku,
Tapi, jalan kami sungguh sulit...
Pada akhirnya ketika cinta pria muda ini tak terbatas sudah,
Aku mulai menyadari satu hal,
Kami tak mungkin bersatu,
Kalopun dipaksakan akan ada yang terluka,
Aku tidak ingin melukai orang2 di sekelilingku.
Ketika aku menikahinya, apakah aku telah mengkhianati kepercayaan ku?
Ketika aku tidak menikahinya, apakah Tuhan akan memarahiku karena tak bisa menjaganya?
Aku bimbang....
Dan akupun pernah melamar,
Melamar orang asing yang tak kuketahui keberadaanya, sosoknya, wujudnya.
Hahaha.. Ya, ini hal tergila yang pernah aku lakukan di bilangan menjelang tiga puluh enam ini.
Saat itu, satu keyakinanku,
Dia orang baik, dan aku tlah jatuh hati dengan niatnya.
Tapi, aku sudah ditolaknya.
Ditolak dengan sangat halusnya, penuh basa-basi.
Bagiku iya itu Ya, tidak itu tidak, ndak ada wilayah abu2.
Bagaimanapun juga terimakasih, karena memilih abu2.
Inilah kisah cintaku,
Jika dibilang cacat cinta terlalu mainstream,
Aku selalu bersyukur untuk anugrah rasa ini dari Tuhan,
Karena ini menunjukkan aku masih hidup.
Depok, Feb 2016
Aku dan bilangan tiga puluh enam
Wednesday, February 10, 2016
Sepenggal kisah dari sepotong Cassava (1)
Kisah sepotong cassava hangat yang menumbuhkan cinta. Mari kita mulai...
Mamak aku yang satu ini suka sekali menyuguhkan singkong selagi hangat ke para pengunjung gunung yang singgah ke gubuk di samping pos penjaga. Gubuk.. Ya... bapak aku yang memberikan rumah kecil berlantai dan berdinding kayu dengan nama Gubuk Harapan. Walaupun namanya Gubuk, tapi aku sangat nyaman dan menyukai rumah ini, tak ada sedetikpun terlintas dalam pikiran untuk meninggalkan Gubuk. Gubuk ini dibangun di atas tanah warisan leluhur aku, entah bagaimana ceritanya yang pasti pemerintah lokal telah menasbihkan menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Serdang. Jadi, aku dan mamak aku tidak akan khawatir akan terkena gusur akibat dari peraturan zona-zona yang membatasi ruang gerak kami warga kampung terhadap hutan leluhur sebagai sumber penghidupan kami. Gubuk kami, konstruski bangunan hampir 90% menggunakan kayu, akibatnya sangat nyaman untuk ditinggali, siang terasa sejuk dan hangat di malam hari. Halaman depan Gubuk dihiasi hamparan rumput gajah yang selalu menghijau, dan dipinggir serambi gubung berhiaskan setidaknya 3 jenis orchid hutan, yaitu Macodes Petola (Ki Aksara), Coelogyne pandurata, dan satu lagi aku tak tahu nama latinnya- kuberi nama dia the lost orchid. Jenis Macodes petola yang paling banyak ditemukan di halaman belakang Gubuk dengan luas kurang lebih seluas kota besar bernama Jakaruta.
Bapak aku telah meninggal tergelincir saat membantu mengevakuasi para pendaki yang tersesat di gunung Serdang sekitar lima tahun yang lalu. Jasad bapak ndak ditemukan, karena medan yang curam dan tidak memungkinkan untuk mencari ke dalam jurang karena peralatan yang ndak memenui standar evakuasi. Mamak dan aku tentu sedih ditinggal oleh bapak, tapi kami bahagia untuk bapak yang meninggalkan dunia menyatu dengan gunung dan kembali ke Sang Pencipta Kami. Bagi kami Gubuk adalah tempat berteduh dan hutan Serdang adahal jiwa kami.
Mamak aku seorang wanita kuat, hingga sekarang mamak aku masih sering menelusur gunung. Bukan untuk mencari bapak, tapi hanya sekedar jalan-jalan dan bercengkrama sama Sang Khalik. Ndak ada sedikitpun rasa takut atau khawatir, antara hutan dan mamak telah menyatu dalam jiwa. Mamak sangat pandai memasak. Masakan mamak paling sedap di dunia dan itu diakui oleh pendatang yang memang sengaja mampir ke Gubuk. Aku belum pernah merasakan makanan lain selain masakannya mamak. Tandingannya cuma makanan kemasan yang sering ditinggalkan oleh para pengunjung, ndak ada satupun dari makanan kemasan itu yang aku suka.
Aku, ya aku.. aku cuma seorang gadis yang katanya remaja, entar umurku berapa. Aku ndak tahu dan ndak pernah memikirkannya. Tapi kata mamak aku lahir sewaktu ada kebakaran hebat di Hutan Serdang dan itu kira-kira 22 tahun yang lalu. Ya.. aku ndak pernah mengenyam pendidikan formal atau sekolah. Pernah mamak dan bapak mengirimku ke desa terdekat ditipkannya aku ke paman agar aku bisa sekolah. Tapi cuma bertahan sebulan aku sanggup mengikuti serangkaian aturan.Aku gak tahan, akhirnya paman mengembalikan aku ke mamak dan bapak. Untunglah, bapak dan mamak tang mengganggap bahwa sekolah itu penting, karena yang penting adalah pendidikan. Alhasil, walaupun aku tak pernah mengenyam sekolah lebih dari sebulan, tapi pengetahuanku tentang biodiversitas hutan Serdang melebihi petugas hutan yang sering berganti-ganti. Kemapuan bahasa asingku english sangat fasih, mandarin dan jepang bisa jika cuma buat percakapan ringan. Aku mendapatkan pendidikan dan pengajaran dari alam, seringnya peneliti yang lebih menyukai tinggal di Gubuk daripada di mess yang sudah disiapkan mengakibatkan aku belajar banyak. Mereka suka meninggalkan buku-buku yang seringkali aku lahap ketika sedang tidak mengantar tamu menjelah hutan Serdang.
Kelemahanku hanya satu, aku tak pernah meninggalkan area gubuk dan hutan Serdang. Aku tumbuh menjadi gadis yang tangguh. Kata orang-orag aku cukup manis, kulitku memang hitam tapi terawat. Mamak aku mengajarkan cara merawat kulit dari daun-daunan yang bisa aku peroleh di hutan, Oops.. aku megambil seperlunya saja tanpa ada unsur keserakahan, seperti orang-orang yang pasti langsung kami curigai kalo punya itikad buruk. Mamak aku paling pandai membaca situasi seperti itu. Tubuh aku atletis seperti mamak dan tinggi seperti bapak. Kata Browners- aku manggil dia Broni, salah satu tamu dari negara yang hanya kutahu namanya yaitu Jerman kalo aku mirip dengan tokoh fiktif bernama Lara Croft. Hahahha... ndak tahu siapa dia.
Kharisma yang terpancar di muka mamak aku, membuat orang-orang enggan mengganggu kami. Kurang lebih, bapak dan mamak menjadi orang yang sangat disegani bagi para tamu yang akan masuk ke hutan Serdang. Itu satu hal lain keuntungan buatku, sehingga aku ndak perlu merawa khawatari dengan gangguan dari laki-laki iseng. Tapi toch, aku pun bisa menjaga diri, Bapak benar-benar mempersiapkan aku untuk menjadi wanita yang tangguh dan cerdas. Ndak perlu sekolah untuk menjadi tangguh dan cerdas, rupanya.
Suatu hari,
Gandeeeeeeesss.........................!!!! suara mamak aku gak biasa-biasanya menggelegar. Biasanya sangaaaatlah lembut ini mengapa tiba-tiba ..
(bersambung)
Monday, February 1, 2016
Pseudoteaching: Refleksi Menjelang 12 Tahun Mengajar (Part-2)
bersambung ....
Pseudoteaching: Refleksi Menjelang 12 Tahun Mengajar (part-1)
- Selama aku mengajar suatu topik tertentu, hanya dua kemungkinan, yaitu: sukses atau gagal; ukuran sukses atau gagal pun bisa berlaku secara personal maupun klasikal.
- selama aku mengajar ini, benarkah aku membuat dan melaksankan rencana pembelajaran dengan baik dan setelah itu ada refleksi?
- Selama aku mengajar, bagaimana pendekatanku ke murid?. Bankinisme atau constructifisme?
- berapa kali aku mengupgrade jenis-jenis soal yang akan kuberikan ke siswa
- pernahkah aku berfikir alasan mengapa aku memberikan contoh soal atau soal seperti ini atau hanya sekedar sedapetnya saja. akibatnya contoh soal di tiap-tiap kelas bisa bervariasi tergantung dari daya ingatku pada saat kasih materi.
bersambung......
Downloads-Soal
Link Keren
kawan
Categories
- Film (4)
- krupuk (7)
- materi (1)
- monyet kecil (3)
- pendidikan (1)
- refleksi (1)
- sajak (1)
Labels
- Film (4)
- krupuk (7)
- materi (1)
- monyet kecil (3)
- pendidikan (1)
- refleksi (1)
- sajak (1)